Saya Dedi Mulyadi, dilahirkan dari
keluarga sederhana di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kabupaten
Subang pada tanggal 11 April 1971. Saya adalah anak bungsu dari 9
bersaudara, putra pasangan Sahlin Ahmad Suryana dan Karsiti. Ayah
saya adalah seorang pensiunan Tentara Prajurit Kader yang
dipensiunkan muda pada usia 28 tahun akibat sakit yang diderita
sebagai dampak racun mata-mata kolonial, sementara ibu saya, yang
tidak bersekolah, pada waktu mudanya merupakan aktivis Palang Merah
Indonesia.
Saya konon dilahirkan dengan sulit oleh ibu. Butuh 3 hari 3 malam hingga persalinan baru bisa selesai dengan bantuan seorang bidan. Di masa kecil, saya senang sekali bermain perang-perangan dan setiap kali bermain, saya selalu mengambil peran sebagai komandan dengan pangkat Kolonel, sementara teman-teman sebaya diberi pangkat kopral. Masa kanak-kanak saya habiskan dengan menggembala ternak, menyabit rumput dan mengumpukan kayu bakar yang bertahan dari sejak SD sampai tamat SMA.
Saya konon dilahirkan dengan sulit oleh ibu. Butuh 3 hari 3 malam hingga persalinan baru bisa selesai dengan bantuan seorang bidan. Di masa kecil, saya senang sekali bermain perang-perangan dan setiap kali bermain, saya selalu mengambil peran sebagai komandan dengan pangkat Kolonel, sementara teman-teman sebaya diberi pangkat kopral. Masa kanak-kanak saya habiskan dengan menggembala ternak, menyabit rumput dan mengumpukan kayu bakar yang bertahan dari sejak SD sampai tamat SMA.
Meskipun pernah tidak naik kelas pada
saat duduk di kelas 1, selama menjadi siswa SD, saya selalu menjadi
Ketua Kelas dan mendapat ranking pertama pada setiap
tahunnya.
Jenjang pendidikan SMP saya lalui dengan keprihatinan. Untuk mencapai sekolah saja, jarak yang harus ditempuh setiap hari lebih kurang 20 KM, itu pun ditempuh dengan menggunakan sepeda dengan kondisi yang alakadarnya. Mulai dari sepeda yang dibeli dari hasil jerih payah sendiri seharga Rp 3.500,- hingga sepeda yang berharga Rp 120.000,- dari hasil penjualan kambing yang saya pelihara.
Postur tubuh yang kecil, mengakibatkan saya dijuluki si Unyil, namun tidak menjadi hambatan untuk dikenal karena kemampuan saya dalam berpidato, berdakwah dan membaca puisi, serta selalu menjadi juara dalam bidang puisi, dakwah dan pidato.
Masa SMA saya lewati dengan keprihatinan pula, bersekolah sambil menjadi tukang juru photo, berjualan layang-layang, menjadi penarik ojek, segala hal yang bisa menghasilkan uang saya lakukan, seperti berjualan es dan agar-agar.
Setamat SMA, saya gagal masuk AKABRI dan Secaba TNI AD. Kemudian saya pindah ke Purwakarta dan tinggal bersama kakak yang hidupnya sangat pas-pasan. Kami tinggal di rumah kontrakan yang hampir roboh. Selama 3 tahun saya tidak mengenal kasur, karena saya harus tidur dengan hanya beralaskan lantai.
Jenjang pendidikan saya lanjutkan dengan kuliah di STH Purnawarman Purwakarta, sambil berjualan makanan di kantin SMEA Purnawarman serta aktif sebagai Ketua HMI Cabang Purwakarta. Berbagai peristiwa pedih saya alami, sampai saya pernah tidak makan selama tiga hari karena tidak punya uang untuk membeli nasi, karena uangnya habis untuk operasional kegiatan organisasi.
Untuk menyelesaikan kuliah dan menyusun skripsi, saya melakukan penelitian, sambil kerja sebagai tenaga kontrak di PT. Indho Bharat Rayon, dengan upah yang hanya Rp 200.000,- Kemudian saya berhenti dan bekerja menjadi tenaga administrasi di PT. Binawan Praduta. Berhenti dari situ saya berjualan beras ke kantin dan pabrik-pabrik yang ada di Kabupaten Purwakarta.
Pada Tahun 1999, saya menjadi anggota DPRD Kabupaten Purwakarta dan menjabat sebagai Ketua Komisi E, dan sangat dikenal luas terutama oleh kalangan birokrat, politisi, kalangan muda serta mahasiswa akan kritik dan kemampuan argumentasi. Saya masuk kerja sebagai Anggota DPRD pukul 06.00 pagi dan pulang pukul 18.00 sore. Pada Tahun 2003 nasib mengantarkan saya menjadi Wakil Bupati Purwakarta dan pada Tahun 2008, melalui mekanisme Pilkada langsung, saya dipercaya oleh rakyat Purwakarta menjadi Bupati Purwakarta periode 2008-2013.
Demikian sekelumit kisah hidup saya, yang menjadi kenangan serta pengalaman yang sangat berharga bagi saya dalam menjalani kehidupan sebagai pribadi dan pimpinan daerah di Kabupaten Purwakarta.
Program kerja kedepan Pak Dedi Mulyadi bisa Klik disini - Tangga Cinta Purwakarta
Jenjang pendidikan SMP saya lalui dengan keprihatinan. Untuk mencapai sekolah saja, jarak yang harus ditempuh setiap hari lebih kurang 20 KM, itu pun ditempuh dengan menggunakan sepeda dengan kondisi yang alakadarnya. Mulai dari sepeda yang dibeli dari hasil jerih payah sendiri seharga Rp 3.500,- hingga sepeda yang berharga Rp 120.000,- dari hasil penjualan kambing yang saya pelihara.
Postur tubuh yang kecil, mengakibatkan saya dijuluki si Unyil, namun tidak menjadi hambatan untuk dikenal karena kemampuan saya dalam berpidato, berdakwah dan membaca puisi, serta selalu menjadi juara dalam bidang puisi, dakwah dan pidato.
Masa SMA saya lewati dengan keprihatinan pula, bersekolah sambil menjadi tukang juru photo, berjualan layang-layang, menjadi penarik ojek, segala hal yang bisa menghasilkan uang saya lakukan, seperti berjualan es dan agar-agar.
Setamat SMA, saya gagal masuk AKABRI dan Secaba TNI AD. Kemudian saya pindah ke Purwakarta dan tinggal bersama kakak yang hidupnya sangat pas-pasan. Kami tinggal di rumah kontrakan yang hampir roboh. Selama 3 tahun saya tidak mengenal kasur, karena saya harus tidur dengan hanya beralaskan lantai.
Jenjang pendidikan saya lanjutkan dengan kuliah di STH Purnawarman Purwakarta, sambil berjualan makanan di kantin SMEA Purnawarman serta aktif sebagai Ketua HMI Cabang Purwakarta. Berbagai peristiwa pedih saya alami, sampai saya pernah tidak makan selama tiga hari karena tidak punya uang untuk membeli nasi, karena uangnya habis untuk operasional kegiatan organisasi.
Untuk menyelesaikan kuliah dan menyusun skripsi, saya melakukan penelitian, sambil kerja sebagai tenaga kontrak di PT. Indho Bharat Rayon, dengan upah yang hanya Rp 200.000,- Kemudian saya berhenti dan bekerja menjadi tenaga administrasi di PT. Binawan Praduta. Berhenti dari situ saya berjualan beras ke kantin dan pabrik-pabrik yang ada di Kabupaten Purwakarta.
Pada Tahun 1999, saya menjadi anggota DPRD Kabupaten Purwakarta dan menjabat sebagai Ketua Komisi E, dan sangat dikenal luas terutama oleh kalangan birokrat, politisi, kalangan muda serta mahasiswa akan kritik dan kemampuan argumentasi. Saya masuk kerja sebagai Anggota DPRD pukul 06.00 pagi dan pulang pukul 18.00 sore. Pada Tahun 2003 nasib mengantarkan saya menjadi Wakil Bupati Purwakarta dan pada Tahun 2008, melalui mekanisme Pilkada langsung, saya dipercaya oleh rakyat Purwakarta menjadi Bupati Purwakarta periode 2008-2013.
Demikian sekelumit kisah hidup saya, yang menjadi kenangan serta pengalaman yang sangat berharga bagi saya dalam menjalani kehidupan sebagai pribadi dan pimpinan daerah di Kabupaten Purwakarta.
H. DEDI
MULYADI, SH, pria
yang bernama lengkap H. Dedi Mulyadi, SH Kini berusia 41 tahun, di
lahirkan 12 April 1971 di Subang, bertempat tinggal di Kp. Krajan RT
006 RW 003 Desa Sawah Kulon Kecamatan Pasawahan kabupaten Purwakarta.
Menyelesaikan pendidikan di SD Sukabakati (1984) di Subang, SMP
Negeri I Kalijati (1987) di Subang, SMA Negeri Purwadadi (1990)
di Subang. Kemudian melanjutkan ke STH Purnawarman,
Purwakarta (1999). H. Dedi Mulyadi, SH, menikah dengan Hj. Anne Ratna
Mustika dan di karuniai 2 (dua) orang putra bernama Ahmad Habibie
Bungsu Maulana Akbar dan Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip.
Pengalamannya pernah
menjadi anggota DPRD Kab Purwakarta periode 1999 s/d 2003, pernah
menjadi wakil Bupati Purwakarta periode 2003 s/d 2008, kemudian
menjadi Bupati Purwakarta periode 2008-2013. Sebelumnya aktif di
beberapa organisasi, sebagai Ketua umum HMI Purwakarta (1994), Wakil
Ketua DPC FSPSI (1997), wakil sekretaris Partai Golkar (1998), wakil
Ketua GM FKPPI (2002), Ketua PC Pemuda Muslimin Indonesia (2002),
Sekretaris KAHMI Purwakarta (2002), Ketua DPD Golkar Kabupaten
Purwakarta, Sekretaris DPD Partai Golkar Propinsi Jawa Barat (2009),
Wakil ketua Bapilu Dapil VII Purwakarta Karawang (2010), Ketua
Kwarcab Pramuka Kabupaten Purwakarta (2011) dan Ketua PDIB Kabupaten
Purwakarta (2011).***
Program kerja kedepan Pak Dedi Mulyadi bisa Klik disini - Tangga Cinta Purwakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar