Selamat Datang di website resmi BJINET AL-HIDAYAH - www.bjinet-alhidayah.blogspot.com

Kamis, 27 Desember 2012

Profil Teten Masduki

Pria kelahiran Garut, Jawa Barat, 6 Mei 1963, itu mengaku agak surprise mendapat penghargaan itu lantaran merasa apa yang dilakukan selama ini tidak ada yang luar biasa. Menurutnya, apa yang dilakukan sebenarnya memang sudah seharusnya dilakukan, mengingat korupsi di Indonesia sudah sedemikian parah dan menimbulkan problem yang hingga kini sulit diberantas.Dia memang salah seorang yang pantas dijuluki sebagai ikon aktivis antikorupsi di Indonesia. Kendati berbagai isu miring juga terkadang mewarnai aktivitasnya. Namanya mencuat ketika Indonesia Corruption Watch (ICW), membongkar kasus suap yang melibatkan Jaksa Agung Andi M. Ghalib pada masa pemerintahan BJ Habibie. Gebrakannya melalui ICW itu memaksa Andi Ghalib turun dari jabatannya. Berkat keberaniannya mengungkap kasus itu, Teten dianugerahi Suardi Tasrif Award 1999.
Suami Suzana Ramadhani, ini pun terus menggelorakan gerakan anti korupsi hingga terpilih sebagai penerima Penghargaan Magsaysay untuk kategori pelayanan publik, 2005. Dia menerima penghargaan itu bersama seorang tokoh dari India.
Teten mengakui, penghargaan tersebut memberikan energi baru baginya dalam bergelut di dunia pemberantasan korupsi. Penghargaan ini semakin memperteguh keyakinannya bahwa langkah yang mereka lakukan selama ini meskipun belum membuahkan banyak hasil, tetapi sudah dihargai.
Sebelum Teten, Yayasan Ramon Magsaysay telah memberikan penghargaan kepada 16 warga negara Indonesia, antara lain Nafsiah Mboi (dokter), Mochtar Lubis (wartawan), Ali Sadikin (mantan Gubernur DKI Jakarta), HB Yasin (sastrawan), Abdurrahman Wahid (mantan Presiden RI), Pramoedya Ananta Toer (pengarang), Atmakusumah Astraatmadja (tokoh pers), dan Dita Indah Sari (aktivis buruh).
Teten adalah anak seorang petani, ayahnya Masduki dan ibunya Ena Hindasyah. Dia dibesarkan dalam kesederhanaan hidup di Limbangan, Garut, Jawa Barat. Ayahnya sering berpesan agar ia jangan menjadi pegawai negeri atau tentara. Pendidikan SD sampai SMA berjalan apa adanya tanpa perhatian khusus dari kedua orang tuanya. Semula ia bercita-cita menjadi insinyur pertanian. Namun akhirnya, ia kuliah di jurusan kimia IKIP Bandung.
Tapi perhatiannya terhadap masalah-masalah sosial sangat menonjol. Bahkan sejak SMA hingga saat kuliah, ia sering ikut kelompok diskusi, mempelajari masalah sosial.
Sejak 1985, Teten mulai terjun di dunia aktivis. Pertama kali dia ikut aksi demontrasi membela petani Garut yang tanahnya dirampas. Kemudian setelah menyelesaikan pendidikannya dari IKIP, dia direkrut LSM informasi dan studi hak asasi manusia. Dia memulai aktivitasnya sebagai staf peneliti pada Institut Studi dan Informasi Hak Asasi Manusia (1978-1989).

Profil Rieke Diah Pitaloka

Rieke Diah Pitaloka adalah seorang politikus dari PDI Perjuangan yang menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014. Sebelum terjun dalam dunia politik, Rieke adalah seorang penulis buku, pembawa acara, pemain film dan sinetron Indonesia. Rieke lahir di Garut, Jawa Barat pada 8 Januari 1974 dengan nama lengkap Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari. Dalam dunia sinetron, Rieke sangat identik dengan peran Oneng yang lugu dan suka telmi dalam serial bajaj Bajuri.
Rieke Diah Pitaloka dikenal sebagai bintang sinetron, teater, aktifis dan pembawa acara program televisi. Popularitasnya semakin melejit lewat perannya sebagai gadis blo’on dan lugu bernama Oneng dalam serial BAJAJ BAJURI dan SALON ONENG. Selain itu Rieke juga dikenal sebagai pembawa acara dalam acara Good Morning dan penulis buku. Salah satu judul bukunya adalah Renungan Kloset.
Selain sinetron, Rieke juga menjajal teater. Rieke ikut pementasan teater yang berjudul ‘Cipoa’ garapan Putu Wijaya. Ingin mencoba hal baru, Rieke pun merambah ke layar lebar. Rieke memulai debutnya di layar lebar sebagai Dwi, perempuan yang dipoligami dalam film Berbagi Suami. Ketagihan main film, Rieke bermain dalam film antologi karya empat sutradara perempuan berjudul Lotus Requiem yang kemudian judulnya diubah menjadi Perempuan Punya Cerita.
Setelah menyelesaikan pendidikan S-1 di Fakultas Sastra Belanda Universitas Indonesia dan S-1 Filsafat STF Driyakara, Jakarta , Rieke pun meneruskan pendidikannya. Meski sibuk dengan segala kegiatan ‘keartisan’, Rieke berhasil menyelesaikan pendidikan S-2nya di jurusan Filsafat Universitas Indonesia (UI). Bahkan tesisnya yang berjudul Banalitas Kejahatan: Aku yang tak Mengenal Diriku, Telaah Hannah Arendt Perihal Kekerasan Negara dijadikan buku dengan judul Kekerasan Negara Menular ke Masyarakat diterbitkan oleh Galang Press.
Rieke aktif dalam kegiatan politik, bahkan pernah menduduki jabatan wakil sekretaris jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinan Muhaimin Iskandar. Rieke kemudian mengundurkan diri dari partai berbasis massa Islam tersebut untuk bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pimpinan Megawati Soekarnoputri.
Rieke adalah anggota DPR periode 2009-2014 dari PDI-P untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat II. Di Dewan Perwakilan Rakyat, Rieke merupakan salah satu anggota dari Komisi IX. Bidang yang sangat Ia perhatikan adalah bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ia merupakan salah satu anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Rieke Diah Pitaloka menikah dengan dosen filsafat Universitas Indonesia, Donny Gahral Adian pada hari Sabtu, 23 Juli 2005, di kediaman orangtua Rieke di Garut, Jawa Barat.

Profil Deddy Mizwar


Deddy Mizwar adalah seorang aktor, sutradara, dan produser. Ia banyak terjun dalam perfilm-an Indonesia baik secara langsung sebagai aktor ataupun tidak langsung sebagai sutradara dan produser. Film-film yang ia garap banyak bernuansa da’wah dengan pesan moral dan agama yang ringan dan menghibur. Deddy Mizwar, lahir di Jakarta, 5 Maret 1955. Ia pertama kali terjun ke dunia film pada 1976, dengan membintangi film CINTA ABADI arahan sutradara Wahyu Sihombing.
Aktor senior pemenang 4 piala Citra (untuk film) dan 2 piala Vidya (untuk sinetron) ini sudah berpengalaman membuat sejumlah sinetron bermuatan dakwah dari serial Pengembara, Mat Angin sampai Lorong Waktu. Kecintaan aktor asli Betawi ini pada dunia seni tidak terbantahkan lagi. Buktinya, selepas sekolah, ia sempat berstatus pegawai negeri pada Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Namun ayah dari 2 anak ini hanya betah 2 tahun saja sebagai pegawai karena ia lebih gandrung main teater – ia bergabung di Teater Remaja Jakarta. Selebihnya, jalan hidupnya banyak ia baktikan pada dunia seni, lebih tepatnya seni peran.
Darah seni itu rupanya mengalir deras dari ibunya, Ny. Sun’ah yang pernah memimpin sangar seni Betawi. Akhirnya, ia dan ibunya kerap mengadakan kegiatan seni di kampung sekitarnya. “Pertama kali manggung, saat acara 17 Agustus-an di kampung. Saya bangga sekali waktu itu, karena ditepukin orang sekampung. Saya pun jadi ketagihan berakting,” kenang Deddy.
Kecintaannya pada dunia teater telah mengubah jalan hidupnya. Beranjak dewasa, sekitar tahun 1973, Deddy mulai aktif di Teater Remaja Jakarta. Dan lewat teater inilah bakat akting Deddy mulai terasah. Deddy pernah terpilih sebagai Aktor Terbaik Festival Teater Remaja di Taman Ismail Marzuki. Tidak sekedar mengandalkan bakat alam, Deddy kemudian kuliah di LPKJ, tapi cuma dua tahun.
Memulai karier di film pada 1976, Deddy bekerja keras dan mencurahkan kemampuan aktingnya, di berbagai film yang dibintangi. Pertama kali main film, dalam Cinta Abadi (1976) yang disutradarai Wahyu Sihombing, dosennya di LPKJ, dia langsung mendapat peran utama. Puncaknya, perannya di film Naga Bonar kian mendekatkannya pada popularitas. Kepiawaiannya berakting membuahkan hasil dengan meraih 4 Piala Citra sekaligus dalam FFI 1986 dan 1987 diantaranya: Aktor Terbaik FFI dalam Arie Hanggara (1986), Pemeran Pembantu Terbaik FFI dalam Opera Jakarta (1986), Aktor Terbaik FFI dalam Naga Bonar (1987), dan Pemeran Pembantu Terbaik FFI dalam Kuberikan Segalanya (1987).
Di awal tahun 90-an, karir Deddy Mizwar mencapai puncak. Melalui kekuatan aktingnya yang mengagumkan, popularitas ada dalam genggamannya. Meski namanya semakin populer, Deddy merasa hampa. Di tengah rasa hampa, pikirannya membawanya kembali pada masa kecilnya. Lahir di Jakarta 5 Maret 1955, ia tumbuh di tengah nuansa religius etnis Betawi. Ia terkenang suasana pengajian di surau yang tenang dan sejuk. Jiwanya ingin kembali mencicipi suasana teduh di masa kecil itu.
Pergolakan batinnya akhirnya berakhir setelah ia meyakini bahwa hidup ini semata-mata beribadah kepada Allah. Sejak itu, Deddy belajar agama secara intens. Kini segala hal harus bernilai ibadah bagi Deddy. Termasuk pada bidang yang digelutinya yakni dunia perfilman dan sinetron.
Suami dari Giselawati ini kemudian memutuskan untuk terjun langsung memproduksi sinetron dan film bertemakan religius sebagai wujud ibadahnya kepada Allah. Didirikanlah PT Demi Gisela Citra Sinema tahun 1996. Tekadnya sudah bulat kendati pada perkembangan berikutnya banyak rintangan dan hambatan ditemui.
Ketika itu sinetron religius Islam masih menjadi barang langka dan kurang bisa diterima pihak stasiun televisi. Kondisi ini tidak menyurutkan langkahnya. Maka dibuatlah sinetron Hikayat Pengembara yang tayang di bulan Ramadhan. Usahanya berbuah hasil. Rating sinetron ini cukup menggembirakan. Setelah itu hampir semua stasiun televisi menayangkan sinetron religius bulan Ramadhan. ”Berjuangnya sungguh keras tapi setelah itu semua orang bisa menikmati,” kata Dedy Mizwar bangga.
Diakuinya produk sinetron yang bernafaskan religius Islam sulit mendapatkan tempat di stasiun televisi selain di bulan Ramadhan. Hal ini disebabkan stasiun teve terlampau
under estimate di samping memang tidak banyak sineas yang mau membuat tayangan sinetron religius di luar bulan Ramadhan.
Dalam pandangan Deddy Mizwar, film merupakan salah satu media dakwah yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat luas termasuk kalangan non-Muslim. ”Saya contohkan sinetron ‘Lorong Waktu’ yang ternyata diminati pula oleh warga non-Muslim. Bahkan, saat ini ‘Lorong Waktu’ diputar ulang di luar bulan Ramadan hingga saya berkesimpulan sinetron atau film dakwah tak harus identik dengan bulan Ramadan,” katanya. Dengan kata lain, masyarakat rupanya mau menerima dan menyambut hangat tayangan religius di luar Ramadhan.
Ia juga menyarankan agar umat Islam mendirikan stasiun TV sendiri, sehingga umat Islam memiliki alternatif dalam memilih stasiun TV maupun acaranya. ”Sudah waktunya umat Islam mengisi dan mewarnai acara-acara TV. Saya melihat potensi ke arah itu cukup besar terutama dari kalangan sineas muda dan mahasiswa,” kata aktor yang telah membintangi sekitar 70 film layar lebar ini penuh optimisme. Ke depan, Deddy akan terus berusaha konsisten memproduksi film dan sinetron religius.

Pengalaman Politik Deddy Mizwar

Deddy Mizwar yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap situasi politik negara yang makin kacau, mengambil tindakan nyata dengan mencalonkan diri sebagai Calon Presiden RI dengan wakilnya yaitu Brigadir Jenderal Saurip Kadi. Pasangan ini mendapatkan dukungan dari beberapa partai kecil. Namun usaha nyata ini kandas karena persyaratan untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden tidak memadai. Kita patut memberikan apresiasi bagi Kang Deddy yang telah berusaha berbuat nyata demi negara, sesuai dengan perannya sebagai Jenderal Naga Bonar.
Pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat Periode 2013-2018, Deddy Mizwar diminta untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat dengan pasangan Calon Gubernur incumbent Ahmad Heryawan. Pasangan ini Aher-Deddy ini didukung beberapa partai besar yaitu PKS, PPP, Hanura, PBB. Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar bersaing dengan pasangan Cagub-Cawagub lainnya yaitu Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki, Dede Yusuf dan Lex Laksamana, Irianto MS Syafiuddin dan Tatang Farhanul Ilham, serta Dikdik Mulyana Arief dan Cecep Nana Suryana.

Sinematografi Deddy Mizwar

Film
  • Cinta Abadi (1976)
  • Ach Yang Benerrr… (1979)
  • Bukan Impian Semusim (1982) … Adri
  • Sunan Kalijaga (1984) … Raden Mas Sahid / Sunan Kalijaga
  • Hati yang Perawan (1984)
  • Hatiku Bukan Pualam (1985)
  • Sunan Kalijaga & Syech Siti Jenar (1985) … Sunan Kalijaga
  • Saat-Saat Kau Berbaring Di Dadaku (1985)
  • Menumpas Teroris (1986)
  • Opera Jakarta (1986)
  • Arie Hanggara (1986)
  • Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1986)
  • Kuberikan Segalanya (1987)
  • Naga Bonar (1987) … Jenderal Naga Bonar
  • Kerikil-Kerikil Tajam (1987)
  • Cintaku di Rumah Susun (1987)
  • Bilur-Bilur Penyesalan (1987)
  • Ayahku (1987)
  • Irisan-Irisan Hati (1988)
  • Bayi Tabung (1988)
  • Putihnya Duka Kelabunya Bahagia (1989)
  • Jangan Renggut Cintaku (1990)
  • Satu Mawar Tiga Duri (1990)
  • Jual Tampang (1990)
  • Gema Kampus 66 (1991)
  • Nada dan Dakwah (1991) … KH. Murad
  • Ketika (2005)* … Tajir Saldono
  • Kiamat Sudah Dekat (2003)* … H. Romli
  • Naga Bonar (Jadi) 2 (2007)* … Nagar Bonar
  • Ketika Cinta Bertasbih (2009) … KH. Luthfi Hakim
  • Ketika Cinta Bertasbih 2 (2009) … KH. Luthfi Hakim
  • Cinta 2 Hati (2010)
  • Bebek Belur (2010)
  • Alangkah Lucunya (Negeri Ini) (2010)*
  • Pengantin Cinta (2010)
  • Fana : The Forbidden Love (2010) … Teuku Uzman
CATATAN: *juga sebagai sutradara
Sinetron
  • Hikayat Pengembara (serial TV setiap sahur pada Bulan Ramadhan)
  • Lorong Waktu 1-6 … H. Husin
  • Demi Masa
  • Kiamat Sudah Dekat … H. Romli
  • Para Pencari Tuhan seri 1-4(2007-2010)* … Bang Jack (H. Ahmad Zakaria)
Iklan
  • Warta Kota
  • Antangin JRG
  • Promag
  • Air Minum Club
  • Atlas
  • sozziz
  • Penghargaan
Juara
  • Pemeran Pria Terbaik FFI dalam Arie Hanggara (1986)
  • Pemeran Pembantu Pria Terbaik FFI dalam Opera Jakarta (1986)
  • Pemeran Pria Terbaik FFI dalam Naga Bonar (1987)
  • Pemeran Pembantu Pria Terbaik FFI dalam Kuberikan Segalanya (1987)
  • Pemeran Pembantu Pria Piala Terbaik Piala Vidia FSI dalam Vonis Kepagian (1996)
  • Pemeran Pria Terbaik dan Sutradara Terbaik sekaligus Sinetron Terbaik FSI dalam Mat Angin (1999)
  • Pemeran Pria Terbaik FFI dalam Naga Bonar Jadi 2 (2007)
Nominasi FFI (12 kali)
  • Bukan Impian Semusim FFI 1982
  • Sunan Kalijaga FFI 1984
  • Saat-saat Kau Berbaring Di dadaku FFI 1985
  • Kerikil-kerikil Tajam FFI 1985
  • Kejarlah Daku Kau Kutangkap FFI 1986
  • Ayahku FFI 1988
  • Putihnya Duka Kelabunya Bahagia FFI 1989
  • Dua Dari Tiga Lelaki FFI 1990
  • Jangan Renggut Cintaku FFI 1990
Penampilan lain
  • 2010: Adzan Subuh di SCTV
  • 2010: Adzan Maghrib di SCTV (khusus untuk penayangan SCTV di wilayah Jakarta dan sekitarnya)


Profil H. Ahmad Heryawan, Lc

Ahmad Heryawan adalah Gubernur Jawa Barat untuk periode 2008-2013 dan merupakan politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kang Aher adalah nama panggilan akrabnya. Dalam menjalankan jabatan Gubernur periode tersebut, ia ditemani oleh Dede Yusuf sebagai Wakil Gubernurnya. Kang Aher lahir di Sukabumi, Jawa Barat pada 19 Juni 1966. Untuk periode jabatan 2013-2018, Ahmad Heryawan mencalonkan diri kembali sebagai Gubernur Jabar dengan wakil Deddy Mizwar.
Sebelum menjabat sebagai gubernur Jawa Barat,
Kang Aher menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2004-2009. Sebagai seorang pemimpin daerah, misi yang ia bawa adalah menciptakan masyarakat yang memiliki dasar pengetahuan (knowledge) untuk melahirkan dunia dengan wajah baru. Selain itu, Ahmad Heryawan juga memberikan prioritas pada pendidikan murah, sejuta lapangan kerja, kesehatan masyarakat, perbaikan ekonomi masyarakat, dan pembenahan infrastruktur di seluruh wilayah Jawa Barat.
Selain menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, ia merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Umat Islam (PUI) sejak tahun 2004 hingga sekarang.
Ahmad Heryawan adalah politikus yang juga aktif sebagai pendakwah atau mubaligh. Sebelum terjun ke dunia politik, ia sempat aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi, antara lain Ma’had Al Hikmah, Dirosah Isla miyyah Al Hikmah, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta, dan Pusat Studi Islam Al Manar.
Gubernur Ahmad Heryawan pada tahun 2011 dinobatkan sebagai tokoh perubahan 2011 oleh sebuah media cetak nasional. Pada tahun 2012, Ahmad Heryawan mencalonkan kembali sebagai Gubernur Jabar dengan didampingi Deddy Mizwar. Pasangan Cagub dan Cawagub Aher-Deddy ini bersaing dengan calon Gubernur lainnya.
Sejak kepemimpinannya tahun 2008, Kang Aher meraih banyak penghargaan. Total 75 penghargaan diraih kang Aher untuk daerah jawa barat dan meningkatkan popularitas Ahmad Heryawan sebagai figur Gubernur berprestasi. hal ini menjadi modal kuat beliau untuk maju kembali ke pilkada Jawa barat. Daftar 75 penghargaan Ahmad Heryawan bisa dilihat pada list panjang di bawah.

Biodata Ahmad Heryawan

Nama Lengkap : H. Ahmad Heryawan
Tempat Lahir : Sukabumi
Tanggal Lahir : 19 Juni 1966
Alamat Rumah : Jln. Dipenogoro No. 22 Bandung
Istri : Netty Prasetiyani
Jabatan : Gubernur Jawa Barat
Awal Jabatan : 13 Juni 2008
Selesai Menjabat : 13 Juni 2013

Pendidikan

Profil Ir. H Lex Laksamana Zaenal LAN Dipl.HE

Ir. H Lex Laksamana Zaenal LAN Dipl.HE dilahirkan di Bandung 19 Oktober 1952.
Pria yang dikenal sebagai pekerja keras ini mengawali pendidikan di SDN Merdeka 5 Bandung (lulus 1965), SMPN 2 Bandung (lulus 1968), SMAN 3 Bandung (lulus 1971). Ia melanjutkan pendidikan di Teknik Sipil ITB (lulus 1977) dan meraih S-2 dari Dev. IHE Delft, Belanda (lulus 1980).
Lex Laksamana adalah mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat yang kini diusung sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2013-2017 mendampingi Calon Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf. Pria yang satu ini sebenarnya cukup memiliki pengalaman di dunia pemerintahan.

Apa sajakah pengalaman Lex Laksamana?
Laksamana selama ini dikenal sebagai sosok yang lebih banyak menolak memberi komentar atau irit bicara jika diwawancara. Keputusan Laksamana maju dalam politik tentu membuat semua pihak penasaran.
Irit bicara bukan tanpa dasar, Lex Laksamana mengaku saat menjadi Sekda Provinsi Jawa Barat tugasnya adalah bekerja karena untuk memberi pernyataan-pernyataan sudah ada Gubernur dan Wakil Gubernur. Menurut dia, kalau ikut bicara takut membingungkan masyarakat Jabar. Dia mengaku sikap diamnya selama jadi sekda, adalah konsekuensi logis seorang sekda yang tugasnya membantu Gubernur dalam pelaksanaan tugas pemerintahan, organisasi, dan tatalaksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat Pemerintah Provinsi.
Tugas kami bekerja. Untuk pernyataan-pernyataan atas sesuatu hal, sudah ada Gubernur dan Wakil Gubernur, katanya.
Bahkan Ketika diberikan kesempatan bicara saat launching pasangan (10/11) Dede Yusuf - Lex Laksamana di Hotel Horison Bandung Lex menjawab, Mataharinya cuma satu. Cukup Pak Dede yang Bicara.
Karena kerja keras dan profesionalismenya saat menjadi Sekda Provinsi Jawa Barat, tahun 2001 ia mendapat Penghargaan Pengabdian & Kesetiaan Kepada Pemerintah, dan tahun 2005 kembali mendapat Penghargaan Pengabdian PNS 20 Tahun Atau Lebih di Pemprov Jabar dari Gubernur Jabar.
Ketika ditanya motivasi menjadi Cawagub mendampingi Dede Yusuf, Lex Laksamana mengaku berangkat dari abdi masyarakat, sehingga ia ingin terus mengabdi kepada masyarakat Jawa Barat. Dia menjadi pendamping Dede Yusuf karena sudah lama melakukan komunikasi dan pendekatan hingga akhirnya tercipta chemistry. Pada prinsipnya ia siap menjadi navigator yang baik bagi Dede Yusuf jika terpilih nanti.

Profil Dede Yusuf

Dede Yusuf adalah seorang aktor, presenter, atlet, dan juga politikus. Ia mulai terkenal saat terjun ke dunia film dan sinetron laga Indonesia. Setelah berkecimpung lama di dunia entertainment, pria yang mempunyai nama lengkap Yusuf Macan Effendi ini mulai terjun ke dunia politik menjadi anggota DPR dari Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2004-2009 dan kemudian berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat bersama Ahmad Heryawan Akhirnya Kang Aher terpilih Gubernur Jawa Barat dan Dede Yusuf menjadi Wakil Gubernur Jabar periode 2008-2013.
Dede lahir di Jakarta, 14 September 1966. Dede Yusuf merupakan anak kedua dari pasangan (alm) Ir. Tammy Effendi dan Rahayu Effendi. Kakaknya adalah Bob Soelaiman Effendi. Almarhum ayah Dede bekerja sebagai Direktur di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Sementara Ibunya seorang penari di Istana Bogor dan Pramugari Garuda yang beralih profesi menjadi bintang film pada awal tahun 1965. Saat Dede lahir, salah satu film ibundanya, Macan Kemayoran menuai sukses. Sehingga ayahnya menamakan “Macan”. Agar tidak terkesan galak, kakek Dede menambahkan nama “Yusuf”.

Masa Kecil Dede Yusuf

Profil Tatang Farhanul Hakim

Pasangan calon gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat yang terakhir mendaftar pada Malam Tanggal 10 November adalah Pasangan Irianto MS Syaifuddin-Tatang Farhanul Hakim. Keduanya pasangan yang diusung oleh Partai Golkar sendiri tanpa berkoalisi dengan partai yang lainnya.
Ada yang menarik dari paket  Golkar ini, yaitu munculnya figur Tatang Farhanul Hakim. Siapakah beliau ini sebenarnya. Apa kira-kira pertimbangan dan rasionalisasi Golkar memilih beliau sebagai cawagub yang mendampingi Yance.
Tatang Farhanul Hakim, Di Tasikmalaya terkenal dengan singkatan nama TFH. Beliau adalah politisi gaek yang malang melintang di PPP dan menjadi ketua DPC PPP Kabupaten Tasikmalaya. TFH pernah Menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya selama 2 periode yaitu periode 2001-2006 dan 2006-2011.
Di periode akhir kepemimpinannya di Kabupaten Tasikmalaya, karir politiknya di partai berlambang ka’bah hanya sampai posisi Sekjen DPW PPP Jawa Barat. Sebab dalam Muswil di Cirebon, TFH Kalah bersaing dengan Rahmat Yasin (Bupati Bogor) memperebutkan posisi sebagai Ketua DPW PPP Jabar.
Pasca kekalahannya dalam Muswil itulah, TFH mengambil langkah politik mundur dari PPP, partai yang sudah membesarkan namanya, dan mengantarkannya menjadi bupati Tasikmalaya selama 2 periode. TFH kemudian hijrah ke PAN dan diberikan posisi sebagai Wasekjen DPP PAN.
Langkah politik TFH yang menerima pinangan Golkar untuk mendampingi Yance dalam Pilgub Jabar ini tentu merupakan sebuah kejutan tersendiri. Karena sebagaimana kita tahu bahwa DPP PAN sudah memutuskan bahwa PAN bergabung dalam koalisi Babarenganyang terdiri dari Partai Demokrat, PAN, PKB dan Gerindra. Lalu apakah kemudian TFH akan selesai juga karir politiknya di PAN? atau memutuskan mundur dari PAN dan mencoba menguji kembali keberuntungan politiknya dalam event Pilgub kali ini.

Profil Dr. H. Irianto Mahfudz Sidik Syafiuddin


Dari kawasan Indonesia Timur, Sang Fajar menyingsing. Seirama dengan bergulirnya mentari dari ufuk timur menuju ke peraduannya di ufuk barat, tangis bayi itu menambah kebahagiaan bagi keluarga yang baru tiga tahun bertugas di Kota Ambon, Maluku. Keluarga itu pindahan dari Karesidenan Banten, dimana kepala keluarganya di promosikan dari Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten Serang menjadi Kepala Kantor Urusan Agama Provinsi Maluku (1952-1957). Dimana sang ayahanda, Bapak H. Mursyid Ibnu Syafiuddin pasca Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1946-1947 juga dipercaya sebagai Bupati Indramayu.
Namun tangis bayi itu tak sempat ditunggui ayahnya, karena tengah melakukan perjalanan jauh ke Irian Barat, untuk mempersiapkan pembentukan Kantor Urusan Agama di Provinsi Irian Barat. Bayi yang tangisnya menambah kebahagiaan keluarga di Bumi Wiralodra itu adalah Irianto Mahfudz Sidik Syafiuddin. Sebagai anak ke-14 pasangan H. Mursyid Ibnu Syafiuddin dan Hj. Nyi Iyeng, lahir pada Jumat Kliwon, 27 Oktober 1955, sepuluh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan. Ia lahir dalam belaian ibu yang sangat mencintainya.

Sebagai pertanda jaman, H. Mursyid Ibnu Syafiuddin memberikan nama Irianto, yang menggambarkan perjalanan dirinya dari Irian menuju Ambon (Irian to Ambon) usai menjalankan tugas negara. Namun tetangga H. Mursyid di Ambon tampak kesulitan untuk memanggil nama Irianto sebagaimana logat masyarakat Indramayu. Mereka lebih mudah dan akrab memanggil bocah kecil itu dengan panggilan Yanto atau yang akrab dengan lafal orang Ambon "Yance", yang hingga kini menjadi sebutan akrab H. Irianto. Inilah cerita sebenarnya sejarah nama Kang Yance hingga sekarang menjadi tokoh yang sangat kita kenal dan kagumi di Indramayu dan Jawa Barat.
Sekalipun lahir di Kota Ambon, Yance tak memiliki darah Nyong Ambon. Ia hanya “nunut” lahir dikota tersebut. Dalam darahnya mengalir keturunan Dermayu, sebutan Indramayu. Baik H. Mursyid maupun Hj. Nyi Iyeng merupakan keturunan asli orang Indramayu. Mereka tumbuh dan besar di kawasan pantura Jawa Barat yang berhadapan langsung dengan laut Jawa.
Bapak H. Mursyid Ibnu Syafiuddin mengakhiri masa pengabdiannya kepada negara tercinta ini sebagai Dirjen Urusan Haji Departemen Agama Republik Indonesia. Beliau dikaruniai putra dan putri yang mewarisi sifat beliau. Sifat seorang pengabdi negara. 
Kang Yance merupakan anak bungsu dari 14 bersaudara. Ia menikahi Hj. Anna Sophanah yang kini mendapat amanah sebagai Bupati Indramayu periode 2010-2015. Pernikahannya dikarunai tiga orang anak : Dinny Yuniarti Syafiyana, S.E., Daniel Muttaqien Syafiuddin, S.T., dan Deani Iyeng Syafiyana.

Pendidikan
SD : SDN Paoman VI Indramayu 1968
SMP : SMP Negeri 1 Sindang Indramayu 1971
SMA : SMA Negeri 1 Sindang Indramayu 1974

Perguruan Tinggi
S-1  Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cianjur.
S-2 Magister Managemen STIAMI Jakarta
S-3 Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung th 2009

Pengalaman

  • Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat tahun 2009-sekarang 
  •  Bupati Indramayu dua periode 2000-2005 dan 2005-2010 
  •  Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Indramayu 2004-2009 
  •  Ketua PWI Kabupaten Indramayu 
  •  Ketua FKDPM (Forum Komunikasi Daerah Penghasil Migas) 
  •  Wakil Ketua Partai Golkar tahun 1998 
  •  Ketua Pembina DPC KWRI Kabupaten Indramayu tahun 1998 
  •  Ketua I Perbasi dan Ketua Bidang Pengadaan Dana KONI Indramayu tahun 1998 
  •  Ketua KADINDA tahun 1998 
  •  Ketua BPC GAPENSI Kabupaten Indramayu tahun 1997 
  •  Ketua DPD Organda Kabupaten Indramayu tahun 1997 
  •  Ketua BPC HIPMI tahun 1990-1993 
  •  Ketua Pemuda Pancasila Indramayu tahun 1987 (3 periode)

Penghargaan

  • Anugerah lencana dari menteri Agama atas perhatiannya terhadap Pengembangan Tilawah Al-Qur´an dan Dakwah Islamiyah Tahun 2004. 
  •  Anugerah Peniti Emas dan Piagam Penghargaan Bidang Pendidikan Keagamaan dari Menteri Agama Tahun 2009. 
  •  Penghargaan Bidang Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2010 oleh Presiden SBY 
  •  Penghargaan Pelaksana Terbaik Program Kompetisi Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM) tingkat Provinsi Jawa Barat 
  •  Penghargaan Peniti Emas dari Deperteman Agama RI 
  •  Piala Citra Bhakti Abdi Negara dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono ( SBY ), diberikan kepada Bupati H. Irianto MS Syafiuddin ( Yance ) di Jakarta. 
  •  Anugerah Bintang Keteladanan Akhlak Mulia dari Gerakan Masyarakat Peduli Akhlak Mulia (GMP-AM) kepada Bupati Yance tanggal 25 Mei 2007. 
  •  Piala Adipura tahun 2007 untuk Kabupaten Indramayu sebagai kota kecil terbaik dalam pengelolahan lingkungan perkotaan dari presiden SBY tanggal 6 Juni 2007 pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-dunia di Istana Negara Jakarta. 
  •  Anugerah BMG Award tahun 2007 dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG ) pada tanggal 4 Juli 2007 kepada Bupati Irianto MS Syafiuddin yang dianggap telah memanfaatkan informasi BMG untuk kepentingan masyarakatnya dan membantu program BMG di daerah. 
  •  Anugerah Aksara Tingkat Pertama Dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono (SBY) Kepada Bupati Indramayu H. Irianto MS Syafiuddin, pada peringatan Hari Aksara Internasional ke 42 tahun 2007 di Mataram, Nusa tenggara Barat (NTB) tanggal 8 September 2007 
  •  Anugerah Aksara Tingkat Madya, dari Presiden SBY, September 2008. 
  •  Penghargaan sebagai daerah penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Satu Pintu (PPSP) terbaik tahun 2007 dari Presiden SBY tanggal 18 Desember 2007. 
  •  Wajardikdas Award tahun 2007 dan Rintisan Wajardikdas 12 tahun dari Gubernur Jabar, Danny Setiawan tanggal 18 Desember 2007. 
  •  Leadership Award kepada Bupati Indramayu H. Irianto MS Syafiuddin dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara ( Menpan ) tanggal 22 Desember 2007. 
  •  Pelaksana terbaik Program Kompetisi Indek Pembangunan Manusia (PPK-IPM) Provinsi Jabar dari Gubernur H. Danny Setiawan, tanggal 27 Desember 2007. 
  •  Anugerah lencana dari menteri Agama atas perhatiannya terhadap Pengembangan Tilawah Al-Qur´an dan Dakwah Islamiyah Tahun 2004. 
  •  Anugerah Peniti Emas dan Piagam Penghargaan Bidang Pendidikan Keagamaan dari Menteri Agama Tahun 2009. 
  •  Penghargaan Ketahanan Pangan, dari Presiden Megawati, Th 2002. 
  •  Bupati terbaik pemerhati dan pejuang anak bangsa melalui pendidikan, dari PGRI, Th 2004 
  •  Penghargaan Karya Utama Mina Bahari, dari Presiden RI, Th 2004 
  •  Penghargaan Atas Apaya pengembangan Masyarakat Pesisir, dari Menteri Kelautan RI 
  •  Prestasi Peningkatan Minat Baca Masyarakat, dari Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS), April 2005 
  •  Piala Adipura kategori kota kecil utk ke-2 kalinya, Juni 2007. 
  •  Piala Adipura kategori kota kecil utk ke-3 kalinya, dari Presiden SBY, Th 2008, bersama 25 daerah lainnya di Jawa 
  •  Piala Adipura (Kencana) untuk ke tiga kalinya, tapi kali ini untuk kategori kota sedang, dari Presiden SBY, Juni 2009. 
  •  Satya Lencana Wira Karya – penghargaan atas keberhasilan program KB, dari Presiden SBY, Juni 2007 
  •  Anugerah Aksara Tingkat Utama, dari Presiden SBY, September 2009.