Pria
kelahiran Garut, Jawa Barat, 6 Mei 1963, itu mengaku agak surprise
mendapat penghargaan itu lantaran merasa apa yang dilakukan selama
ini tidak ada yang luar biasa. Menurutnya, apa yang dilakukan
sebenarnya memang sudah seharusnya dilakukan, mengingat korupsi di
Indonesia sudah sedemikian parah dan menimbulkan problem yang hingga
kini sulit diberantas.Dia memang salah seorang yang pantas dijuluki
sebagai ikon aktivis antikorupsi di Indonesia. Kendati berbagai isu
miring juga terkadang mewarnai aktivitasnya. Namanya mencuat ketika
Indonesia Corruption Watch (ICW), membongkar kasus suap yang
melibatkan Jaksa Agung Andi M. Ghalib pada masa pemerintahan BJ
Habibie. Gebrakannya melalui ICW itu memaksa Andi Ghalib turun dari
jabatannya. Berkat keberaniannya mengungkap kasus itu, Teten
dianugerahi Suardi Tasrif Award 1999.
Suami
Suzana Ramadhani, ini pun terus menggelorakan gerakan anti korupsi
hingga terpilih sebagai penerima Penghargaan Magsaysay untuk kategori
pelayanan publik, 2005. Dia menerima penghargaan itu bersama seorang
tokoh dari India.
Teten
mengakui, penghargaan tersebut memberikan energi baru baginya dalam
bergelut di dunia pemberantasan korupsi. Penghargaan ini semakin
memperteguh keyakinannya bahwa langkah yang mereka lakukan selama ini
meskipun belum membuahkan banyak hasil, tetapi sudah dihargai.
Sebelum
Teten, Yayasan Ramon Magsaysay telah memberikan penghargaan kepada 16
warga negara Indonesia, antara lain Nafsiah Mboi (dokter), Mochtar
Lubis (wartawan), Ali Sadikin (mantan Gubernur DKI Jakarta), HB Yasin
(sastrawan), Abdurrahman Wahid (mantan Presiden RI), Pramoedya Ananta
Toer (pengarang), Atmakusumah Astraatmadja (tokoh pers), dan Dita
Indah Sari (aktivis buruh).
Teten
adalah anak seorang petani, ayahnya Masduki dan ibunya Ena Hindasyah.
Dia dibesarkan dalam kesederhanaan hidup di Limbangan, Garut, Jawa
Barat. Ayahnya sering berpesan agar ia jangan menjadi pegawai negeri
atau tentara. Pendidikan SD sampai SMA berjalan apa adanya tanpa
perhatian khusus dari kedua orang tuanya. Semula ia bercita-cita
menjadi insinyur pertanian. Namun akhirnya, ia kuliah di jurusan
kimia IKIP Bandung.
Tapi
perhatiannya terhadap masalah-masalah sosial sangat menonjol. Bahkan
sejak SMA hingga saat kuliah, ia sering ikut kelompok diskusi,
mempelajari masalah sosial.
Sejak
1985, Teten mulai terjun di dunia aktivis. Pertama kali dia ikut aksi
demontrasi membela petani Garut yang tanahnya dirampas. Kemudian
setelah menyelesaikan pendidikannya dari IKIP, dia direkrut LSM
informasi dan studi hak asasi manusia. Dia memulai aktivitasnya
sebagai staf peneliti pada Institut Studi dan Informasi Hak Asasi
Manusia (1978-1989).
Kemudian
dia menjabat Kepala Litbang Serikat Buruh Merdeka Setiakawan
(1989-1990). Dari sana, dia beranjak menjabat Kepala Divisi
Perburuhan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (1990-2000).
Ketika itu dia makin banyak berhubungan dengan buruh. Apalagi pada
saat yang bersamaan, dia juga aktif sebagai Koordinator Forum
Solidaritas Buruh (1992-1993) dan Koordinator Konsorsium Pembaruan
Hukum Perburuhan (1996-1998).
Kemudian
pada era reformasi, Teten aktif sebagai Koordinator Indonesia
Corruption Watch (1998-2009). Keterlibatannya di ICW didorong
kegeramannya melihat merajalelanya korupsi di negeri ini. Dia pun
telah mengungkap berbagai kasus korupsi. Diawali dugaan kasus suap
Andi M Ghalib. e-ti | tsl | dari berbagai sumber, di antaranya
pdat.co.id
Nama:
Teten
Masduki
Lahir:
Garut,
Jawa Barat, 6 Mei 1963
Pekerjaan:
Dewan
Penasihat Indonesia Corruption Watch
Agama:
Islam
Istri:
Suzana
Ramadhani
Anak:
Nisrina,
Allia
Orangtua:
Masduki
dan Ena Hindasyah
Pendidikan:
- Kursus selama tiga bulan tentang kepemimpinan LSM di El Taller, Tunisa (1989)
- Sarjana S-1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IKIP Bandung (1987)
Karir:
- Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (2009-2012)
- Anggota Komisi Ombudsman Nasional (2000)
- Ketua Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch (1998-2009)
- Koordinator Konsorsium Pembaruan Hukum Perburuhan (1996-1998)
- Koordinator Forum Solidaritas Buruh (1992-1993)
- Kepala Divisi Perburuhan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI; 1990-2000)
- Kepala Litbang Serikat Buruh Merdeka Setiakawan (1989-1990)
- Staf peneliti pada Institut Studi dan Informasi Hak Asasi Manusia (1978-1989)
Penghargaan:
- Suardi Tasrif Award 1999
- Alumni Berprestasi IKIP Bandung 2000
- Star of Asian, Opinion Shapers Business Week, 2004
- The Ramon Magsaysay Award for Public Service, Filipina, 2005
Alamat
Rumah:
Jalan
Kalimantan II/ 8, Jakarta Timur
Alamat
Kantor:
Indonesia
Corruption Watch
Jl. Kalibata Timur IV/D No. 6 Jakarta Selatan, INDONESIA
Phone : +62 - 21 - 7901 885, 7994 015
Fax : +62 - 21 - 7994 005
Jl. Kalibata Timur IV/D No. 6 Jakarta Selatan, INDONESIA
Phone : +62 - 21 - 7901 885, 7994 015
Fax : +62 - 21 - 7994 005
Email:
icw@antikorupsi.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar